• my image Fasilitator PNPM Tuntut Kemenko (Kesra) Agung Laksono
    Sedikitnya 50 orang fasilitator Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan asal Jakarta dan Banten mendatangi kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Sosial (Kemenko Kesra), Rabu (16/11), menuntut haknya. Para fasilitator dari Forum Komunikasi Fasilitator (FKK) PNPM itu mengenakan seragam PNPM, membawa
  • some image Langkah Awal Workshop Penyusunan Modul RBM PNPM-MPd Tana Toraja
    Hari ini, Sabtu 19 November 2011, bertempat di Aula Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa/Lembang Kab. Tana Toraja, Ruang Belajar Masyarakat (RBM) PNPM-MPd Kabupaten Tana Toraja menyelenggarakan Konsolidasi kegiatan Workshop Penyusunan Modul Ruang Belajar Masyarakat. Kegiatan awal penyusunan modul ini dihadiri oleh seluruh

Senin, 11 April 2011

Kelompok SPP/UEP Korban Merapi Minta pinjaman diputihkan

Sebanyak 64 kelompok simpan pinjam perempuan di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, meminta bantuan pinjaman dana program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan diputihkan karena mereka kesulitan mengembalikannya akibat erupsi Gunung Merapi.

"Sebagian besar anggota kelompok ini menjadi korban bencana erupsi Gunung Merapi di Cangkringan, seperti di Desa Kepuharjo, Umbulharjo, Argomulyo, Glagaharjo, dan Wukirsari," kata Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MP) Dwi Nugrahawati, Senin.


Menurut dia, para anggota kelompok meminta pinjamannya diputihkan karena pada umumnya mereka kini kehilangan seluruh asetnya seperti rumah dan ternak.

"Penerima dana bergulir Simpan Pinjam Perempuan di Cangkringan mencapai 700 orang yang tergabung dalam 64 kelompok masyarakat, dari 2008 sampai 2010, SPP yang dikucurkan kepada 64 kelompok itu sudah mencapai sekitar Rp800 juta dan rata-rata tiap kelompok meminjam Rp20 juta hingga Rp40 juta dengan bunga 1,5 persen per bulan," katanya.

Ia mengatakan, setelah bencana erupsi Gunung Merapi pada umumnya pengembalian dana tersebut agak seret.

"Hanya pengembalian dari warga Desa Wukirsari yang masih lancar karena dampak Merapi terhadap desa tersebut tidak separah di desa-desa lainnya," katanya.

Dwi mengatakan sebagai ketua UPK dirinya tidak bisa memutuskan pemutihan ini, namun permintaan warga ini akan diteruskan ke Jakarta agar bisa ditindaklanjuti.

"Kami sebenarnya juga ingin agar dana pinjaman itu bisa diputihkan, setidaknya untuk membantu warga yang tertimpa musibah Merapi ini," katanya.

Staf UPK PNPM-MP Cangkringan Hamid Kurniawan mengatakan dari 2008 hingga 2010 pihaknya sudah menerima dana sekitar Rp4 miliar.

"Sekitar Rp800 juta di antaranya dipakai untuk kegiatan SPP yang keuntungannya dipakai untuk kegiatan sosial dan kemasyarakatan. Saat ini dari Rp800 juta itu sekurangnya sudah terkumpul dana sosial dan kemasyarakatan sampai Rp25 juta," katanya.

Ia mengatakan pada 2011 UPK Cangkringan akan mendapatkan bantuan dana Rp4 miliar dalam program PNPM-MP.

"Sebanyak 25 persen dari dana tersebut akan dipakai untuk menambah modal kegiatan SPP, dan sisanya seperti biasa akan dipakai untuk kegiatan pembangunan fasilitas publik seperti jalan, bangunan taman kanak-kanak, serta pemberian biaya pendidikan dan kesehatan yang sifatnya hibah," katanya.

Hamid mengatakan pada 2010 sebenarnya PNPM-MP di Cangkringan sudah membangun sejumlah jalan semen di Desa Kepuharjo dan Umbulharjo. "Namun jalan-jalan tersebut saat ini hancur tertutup material erupsi Gunung Merapi," katanya.


Sumber : http://gresnews.com

Artikel Umum